Minyak kelapa tradisional “Tandusan” Hemat Energi adalah produk minyak kelapa yang dibuat dengan fermentasi menggunakan enzim Bromelin dari buah nanas. Pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi ini bertujuan untuk mengurangi proses pemanasan pada pembuatan minyak kelapa tradisional. Minyak kelapa yang diolah secara tradisional (secara fisika/pemanasan) memiliki kelemahan yaitu bilangan peroksida yang tinggi yang akan memicu proses ketengikan. Harga minyak kelapa cenderung mahal karena dalam proses pengolahan minyak kelapa yang kurang efisien. Dalam proses pembuatan minyak kelapa dengan cara tradisional memerlukan pemanasan santan yang cukup lama hingga menghasilkan minyak kelapa sehingga menghabiskan banyak bahan bakar serta waktu yang relatif lama. Selain mempengaruhi biaya produksi, pemanasan yang cukup lama dapat mempengaruhi kualitas minyak khususnya pengurangan nilai gizi minyak.
Perlakuan dengan fermentasi diharapkan tidak memerlukan bahan kimia dan menghindari terbentuknya asam lemak trans. Kelebihan ekstraksi minyak kelapa dengan fermentasi adalah praktis, hemat energi, residu blondo yang rendah,bilangan asam rendah serta bebas senyawa penginduksi kolesterol. Salah satu perlakuan fermentasi yang dapat dilakukan dalam pembuatan minyak kelapa adalah penambahan enzim.
Penggunaan enzim bromelin pada pembuatan minyak kelapa pada dasarnya masih dalam bentuk cair (sari buah). Pembuatan minyak kelapa secara enzimatis dalam hal ini menggunakan enzim bromelin dilakukan dengan metode basah (wet rendering) dimana enzim akan mendegradasi komponen protein dan memecah dinding sel santan sehingga minyak lebih mudah terpisah dari air. Penambahan enzim bromelin dalam pembuatan minyak kelapa secara tradisonal ini diharapkan mampu mengurangi lama pemanasan sehingga proses pembuatan minyak kelapa menghemat energi dan menghasilkan rendemen minyak yang lebih banyak dan memiliki kualitas memenuhi Standar Nasional Indonesia.
0 Komentar